Senin, 29 September 2014

Terjemah Kitab Al Hikam (mukadimah)

KITAB AL HIKAM

IBNU AL ATAILLAH

VOLUME 1

MUKADIMAH


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang. Segala puji-pujian
bagi Allah, Pemelihara sekalian alam. Selawat disertai salam atas yang paling mulia di
antara Rasul-rasul, Muhammad Rasul yang Amin, dan atas sekalian keluarga dan
sahabat-sahabat baginda saw.
Daku reda Allah adalah Tuhan, Islam adalah Agama, Nabi Muhammad saw adalah Nabi
dan Rasul, al-Quran adalah Imam, Kaabah adalah Kiblat dan Mukmin adalah saudara.
Wahai tuhanku! Engkau jugalah maksud dan tujuanku dan keridhoan Engkau jua yang
daku cari. Daku mengharapkan kasih sayang-Mu dan kehampiran-Mu.


Kitab al-Hikam karangan Imam Tajuddin Abu Fadhli Ahmad bin Muhammad
bin Abdul Karim bin Athaillah Askandary boleh dianggap sebagai buku teks
yang perlu dipelajari oleh orang-orang yang mau mendalami ilmu tauhid/
tasawuf serta berjalan pada jalan kerohanian. Dalamnya mengandungi kata-kata
hikmat yang boleh dijadikan petunjuk jalan menuju Allah s.w.t dan mencapai
keredaan-Nya.
Pada mulanya daku mengenali Kitab al-Hikam pada namanya sahaja. Apa yang
dikatakan adalah kitab ini merupakan sebuah kitab yang sukar dipahami.
Hanya sedikit sahaja bilangan guru-guru yang mampu mengajarkan kitab ini.
Anggapan yang telah tertanam dalam pikiran ku adalah hanya orang-orang yang
khusus sahaja layak mempelajari kitab tersebut. Oleh yang demikian daku tidak
pernah mencoba untuk mempelajari nya.

Kehendak Allah s.w.t mengatasi segala perkara. Apabila daku dimasukkan ke
dalam bidang kerohanian timbullah minat dan kecenderungan untuk
mengetahui isi Kitab al-Hikam. Daku mula mempelajari syarah-syarah kitab
tersebut yang boleh didapati di kedai-kedai buku. Sedikit sekali kepahaman yang
terbuka kepadaku. Kemudian daku mempelajari kitab-kitab tasawuf yang boleh
daku dapati dari berbagai-bagai sumber. Berbekalkan sedikit pengetahuan
dalam ilmu tasawuf, daku mempelajari semula Kitab al-Hikam. Apa yang aku pahamkan itu daku tuliskan sebagai satu cara pembelajaran. Beberapa orang
sahabat telah membaca teks yang asal dan memberi teguran yang membina.
Hasil dari teguran itu daku tulis semula Syarah al-Hikam ini.
Apa yang daku pahamkan dan peroleh dari khazanah al-Hikam ingin daku
bagikan dengan saudara-saudara Muslim ku. Mudah-mudahan Allah s.w.t
memberikan taufik dan hidayat kepada kita semua.
Penyusun Syarah al-Hikam ini bukanlah seorang yang alim dalam ilmu tasauf,
apa lagi ilmu fikah. Oleh itu adalah baik jika saudara-saudara yang membaca
kitab ini merujukkan kepada orang yang alim. Jika terdapat perbedaan pendapat
di antara isi kitab ini dengan perkataan orang alim, anggaplah kepahaman
penyusun telah tersilap dan berpeganglah kepada perkataan orang alim.
Penyusun memohon maaf di atas kesilapan tersebut. Sekiranya apa yang
dikatakan dalam kitab ini adalah benar, maka sesungguhnya kebenaran itu
dari Allah s.w.t. Hanya Dia yang patut menerima pujian. Hanya kepada-Nya
kita bersyukur.

Wahai saudara-saudaraku yang daku kasihi.
Ilmu adalah nur. Hati juga nur. Dan, Nur adalah salah satu nama daripada
Nama-nama Allah s.w.t. Nur Ilahi, hati dan ilmu berhubung rapat. Hati yang
suci bersih menjadi bekas yang sesuai untuk menerima pancaran Nur Ilahi. Hati
yang dipenuhi oleh Nur Ilahi mampu menerima Nur Ilmu dari alam ghaib. Nur
Ilmu yang dari alam ghaib itu membuka hakikat alam dan hakikat Ketuhanan.
Hati yang menerima pengalaman hakikat memancarkan nur nya kepada akal.
Akal yang menerima pancaran Nur Hati akan dapat memahami perkara ghaib
yang dinafikan oleh akal biasa. Bila hati dan akal sudah beriman hilanglah
keresahan pada jiwa dan kekeliruan pada akal. Lahirlah ketenangan yang sejati.
Hiduplah nafsu muthmainnah menggerakkan sekalian anggota lahir dan batin
supaya berbakti kepada Allah s.w.t. Jadilah insan itu seorang hamba yang sesuai
lahirnya dengan Syariat dan batinnya dengan kehendak dan lakuan Allah s.w.t.
Bila Allah s.w.t memilih nya, maka jadilah dia seorang insan Hamba Rabbani,
Khalifah Allah yang diberi tugas khusus dalam melaksanakan kehendak Allah
s.w.t di bumi.

Khalifah Allah muncul dalam berbagai-bagai bidang. Mana-mana bidang yang
dipimpin oleh Muslim yang bertaraf Khalifah Allah akan menjadi cemerlang dan
kaum Muslimin akan mengatasi kaum-kaum lain dalam bidang berkenaan.
Khalifah ekonomi akan membawa ekonomi umat Islam mengatasi ekonomi
semua kaum lain. Khalifah tentara akan membebaskan umat Islam dari kaum
penjajah dan penindas yang zalim. Khalifah dakwah akan membukakan Islam
yang sebenarnya dan membersihkan nya dari bid'ah, kekarutan dan kesesatan.
Bila semua bidang kehidupan dipimpin oleh Khalifah Muslim maka umat Islam
akan menjadi umat yang teratas dalam segala bidang.

Mulailah bekerja membentuk hati agar ia menjadi bercahaya dengan Nur Ilahi.
Nur Ilahi adalah tentara bagi hati yang akan mengalahkan segala jenis senjata
dan segala jenis sistem, walau bagaimana canggih sekali pun. Bila Nur Ilahi
sudah memenuhi ruang hati umat Islam maka umat Islam akan menjadi satu
puak yang tidak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun, dalam bidang apa
sekalipun. Insya-Allah!


Tidaklah Allah memberati suatu diri melainkan sekadar terpikul olehnya. Dia akan
mendapat pahala dari apa yang dia usahakan dan akan mendapat siksa atas apa yang dia
usahakan pula. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau tuntut kami di atas kealpaan kami
dan kekeliruan kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikul kan ke atas kami siksa,
sebagaimana yang pernah Engkau pikul kan atas orang-orang yang sebelum kami. Wahai
Tuhan kami! Janganlah Engkau timpakan ke atas kami perintah yang tidak bertenaga
kami dengan dia, dan maafkanlah (dosa-dosa) kami dan ampunilah kami dan kasihanilah
kami; Engkau jugalah Penolong kami. Maka tolonglah kami atas mengalahkan kaum yang
tidak mau percaya. (Ayat 286 : Surah al-Baqarah )

Dan tulis lah untuk kami satu kebaikan di dunia dan juga akhirat. Sesungguhnya kami
telah bertaubat kepada Engkau. ( Ayat 156 : Surah al-A’raaf )


Wahai Tuhan kami! Berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat pun kebaikan. Dan
peliharalah kami daripada siksaan neraka. ( Ayat 201 : Surah al-Baqarah )

Sabtu, 27 September 2014

Hubungan Nur Ilahi, Hati dan Ilmu

Assalamualaikum warahmattullah,,

Dengan menyebut nama ALLAH Yang Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji pujian  bagi ALLAH, Pemelihara sekalian alam, Sholawat dan salam atas junjungan mulia diatas rasul-rasul, Muhammad Rasul yang Amin, dan atas sekalian keluarga  dan sahabat sahabat baginda.

Sebelumnya saya Mohon maaf apabila ada  kesalahan dalam penulisan, atau kalimat penyampaian dari saya. Sekiranya apa yang ada dalam tulisan ini benar, sesungguhnya  kebenaran itu milik ALLAH SWT, hanya Dia yang patut menerima pujian, dan hanya kepada NYA lah kita bersyukur.


Ilmu adalah nur, hati juga nur, dan nur adalah salah satu dari nama ALLAH SWT . Nur Ilahi ,hati dan ilmu berhubungan dekat. Hati yang suci bersih menjadi mudah untuk menerima pancaran nur Ilahi . Hati yang dipenuhi dengan nur Ilahi, mudah untuk menerima nur ilmu dari alam gaib. Nur ilmu dari alam gaib itu membuka hakikat alam dan hakikat ketuhanan.

Hati yang menerima pengalaman hakikat, akan memancarkan nur nya kepada akal.  Akal yang menerima pancaran nur hati , akan dapat menafikan perkara gaib  yang dinafikan oleh akal biasa.  Bila hati dan akal sudah beriman, hilanglah keresahan pada jiwa dan kekeliruan  pada akal. Lahirlah  ketenangan yang sejati. Hiduplah nafsu muthmainnah  menggerakkan sekalian anggota lahir dan batin supaya berbakti kepada ALLAH SWT . Jadilah insan itu seorang hamba yang lahirnya sesuai syariat , dan batinnya dengan kehendak ALLAH SWT.
Bila ALLAH SWT memilih nya, jadilah dia hamba yang rabbani, Khalifah ALLAH SWT yang diberi tugas khusus dalam melaksanakan kehendak ALLAH SWT di bumi.

Mari kita mulai bekerja membentuk hati agar ia menjadi bercahaya dengan nur Ilahi. Nur Ilahi adalah tentara bagi hati yang mengalahkan segala jenis senjata dan segala jenis sistem, walau bagaimana canggih sekalipun,  Bila nur Ilahi sudah memenuhi  ruang hati umat islam , maka umat islam akan menjadi kekuatan yang tidak akan dikalahkan oleh siapapun, dalam bidang apapun...Inshaa ALLAH.

Diambil sebagian Dari Kitab Al Hikam karangan  Imam Tajuddin Abu Fadhli Ahmad Bin Muhammad Bin Abdul Karim bin Athailah Askandary bagian "Mukadimah"